Skip to main content

MEMPERINGATI HARI TUBERKULOSIS SEDUNIA 2019


1.      Pendahuluan
Setiap tahun, World Health Organization (WHO) memperingati Hari Tuberkulosis (TB) Dunia pada tanggal 24 Maret untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak menghancurkan TB terhadap kesehatan, sosial, dan ekonomi, serta meningkatkan upaya untuk mengakhiri epidemi TB global. 24 Maret dipilih sebagai penanda bahwa pada hari ini tahun 1882, Dr. Robert Koch menemukan bakteri penyebab TB, yang membuka jalan menuju diagnosis dan pengobatan penyakit ini.1
TB merupakan satu dari 10 penyebab kematian dan penyebab utama agen infeksius. Di tahun 2017, TBC menyebabkan sekitar 1,3 juta kematian di antara orang dengan HIV negatif dan sekitar 300.000 kematian karena TB di antara orang dengan HIV positif. Diperkirakan terdapat 10 juta kasus TB baru setara dengan 133 kasus per 100.000 penduduk. Di tingkat global, di tahun 2017 terdapat sekitar 558.000 kasus baru TB resisten rifampisin di mana hampir separuhnya ada di tiga negara, yaitu India (24%), China (13%), dan Rusia (10%). Di antara kasus TB RR, diperkirakan 82% kasus tersebut adalah TB MDR. Secara global, 3.6% kasus TB baru dan 17% kasus TB pengobatan ulang merupakan kasus TB MDR/RR.2
Di Indonesia, WHO memperkirakan insiden tahun 2017 sebesar 842.000 atau 319 per 100.000 penduduk, sedangkan TB-HIV sebesar 36.000 kasus per tahun atau 14 per 100.000 penduduk. Kematian karena TB diperkirakan sebesar 107.000 atau 40 per 100.000 penduduk dan kematian TB-HIV sebesar 9.400 atau 3,6 per 100.000 penduduk. Dengan insiden sebesar 842.000 kasus pertahun dan notifikasi kasus TB sebesar 442.172 kasus, maka masih ada sekitar 47% yang belum ternotifikasi, baik yang belum terjangkau, belum terdeteksi, maupun tidak terlaporkan.2
TB perlu dieliminasi karena penularannya yang mudah dapat menjadi ancaman serius dalam arus globalisasi transportasi dan migrasi penduduk antarnegara. Selain itu, pengobatannya tidak mudah dan murah. TB yang tidak ditangani hingga tuntas dapat menyebabkan resistensi obat yang mempersulit penyembuhan TB di kemudian hari.2
Dengan mengambil tema peringatan HTBS tahun 2019  “Saatnya Indonesia Bebas TB, dimulai dari saya” diharapkan dapat menggerakkan hati setiap orang untuk menyadari bahwa eliminasi TB bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi tanggung jawab setiap individu yang ada, baik sehat maupun sakit.2
2.      Pengertian TB
TB merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang paling sering menyerang paru-paru. TB dapat diobati dan dicegah.3
3.      Penularan TB
TB menyebar dari orang ke orang melalui udara. Ketika orang dengan TB paru batuk, bersin, atau meludah, mereka melepaskan kuman TB ke udara. Seseorang hanya perlu menghirup beberapa bakteri ini untuk menjadi terinfeksi.3
Sekitar sepertiga populasi dunia merupakan TB laten, yang berarti orang tersebut telah terinfeksi oleh bakteri TB, tetapi belum menderita penyakit dan tidak dapat menularkan penyakit.3
Orang yang terinfeksi bakteri TB berisiko 10% menjadi sakit TB. Namun, orang dengan sistem imun yang terganggu, seperti orang dengan HIV, malnutrisi, diabetes, atau merokok memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk jatuh sakit TB.3
4.      Gejala TB
Ketika seseorang mengalami TB aktif (sakit TB), gejala berupa batuk, demam, keringat malam, penurunan berat badan, dan sebagainya mungkin masih ringan selama berbulan-bulan. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam mencari layanan kesehatan dan mengakibatkan penularan bakteri ke orang lain. Orang yang menderita sakit TB dapat menginfeksi 10 – 15 orang lain melalui kontak dekat selama setahun. Tanpa pengobatan yang tepat, dua pertiga orang yang menderita TB akan meninggal.3
5.      Komplikasi TB

Pada pasien TB, dapat terjadi beberapa komplikasi, baik sebelum pengobatan, dalam masa pengobatan, maupun setelah selesai pengobatan.
Beberapa komplikasi yang mungkin timbul adalah:
4
·         Batuk darah
·         Pneumotoraks
·         Luluh paru
·         Gagal napas
·         Gagal jantung
·         Efusi pleura
6.      Pencegahan TB

Untuk mencegah penyakit TB, dapat dilakukan beberapa hal, yaitu:2
·         Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
·         Membuka jendela agar rumah mendapatkan cukup sinar matahari dan udara segar
·         Menjemur alas tidur agar tidak lembab
·         Mendapatkan suntikan vaksin BCG bagi anak usia di bawah 5 tahun untuk menghindari TB berat (TB milier / meningitis TB)
·         Olahraga teratur
·         Tidak merokok
·         Melaksanakan etika batuk
7.      Penanggulangan TB
Sejak tahun 2000, 53 juta jiwa telah diselamatkan melalui diagnosis dan pengobatan yang tepat. Penyakit TB aktif yang masih peka terhadap pengobatan standar diobati selama 6 bulan dengan 4 macam antibiotik yang diberikan oleh petugas kesehatan atau sukarelawan terlatih, diiringi dengan informasi, pengawasan, dan dukungan kepada pasien.3
Pengobatan TB terbagi menjadi 2 tahap. Pada tahap awal, obat diminum setiap hari selama 2 bulan. Pada tahap akhir, obat diminum 3 kali seminggu selama 4 bulan. Sebagian besar kasus TB dapat disembuhkan ketika obat diberikan dan dikonsumsi dengan benar.2,3
8.      Kampanye Hari TB Sedunia 2019
Pada HTBS 2019, beberapa kegiatan dikampanyekan untuk mengelimnasi TB, di antaranya:2
8.1.   Ketahui Status TB-mu Sekarang!
Setiap orang dapat segera memeriksakan diri bila mempunyai gejala TBC, seperti batuk, demam meriang, berat badan menurun, dan sebagainya. Dengan deteksi dini, maka pengobatan yang tepat dapat diberikan sehingga rantai penularan bagi lingkungan sekitar dapat dihentikan.
Deteksi dini TB dilakukan dengan melakukan pemeriksaan TB. Pemeriksaan TB dilakukan dengan pemeriksaan dahak dan/atau rontgen foto dada. Pada pemeriksaan dahak, dahak diambil 2 kali dalam waktu 2 hari, yaitu:
·         Sewaktu datang di fasilitas kesehatan (hari ke-1)
·         Pagi hari setelah bangun tidur (hari ke-2)
·         Sewaktu datang ke fasilitias kesehatan (hari ke-2)
Sementara itu, rontgen foto dada hanya dilakukan bila pemeriksaan dahak hasilnya negatif, namun terdapat gejala TB lainnya.
8.2.   TOSS TB Dimulai dari Saya!

Setiap orang bisa berperan dalam pengendalian TB dengan memulainya  dengan cara Temukan TB dan Obati Sampai Sembuh (TOSS TB).  Setiap orang bisa turut aktif mengedukasi, menemukan kasus TB, atau berinisiatif melakukan pemeriksaan ke Puskesmas bila mempunyai gejala TB.
Langkah-langkah TOSS TB adalah sebagai berikut:
·         Temukan gejala TB di masyarakat!
o   Bila Anda batuk terus menerus dan ada gejala tambahan TB lainnya (berat badan menurun, nafsu makan berkurang, demam dan meriang, berkeringat malam hari tanpa melakukan aktivitas), segera sampaikan ke petugas kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat.
o   Bila ada keluarga dan masyarakat di sekitar Anda memiliki gejala yang sama, segera rujuk untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
·         Obati TB dengan tepat!
o   Diagnosis TB dapat dilakukan di fasilitas kesehatan secara gratis.
o   Lakukan pemeriksaan dahak sesuai anjuran petugas agar mendapat hasil yang optimal.
o   Obat TB yang berkualitas tersedia gratis di fasilitas kesehatan.
·         Pantau pengobatan TB sampai sembuh!
o   Pengobatan TB menggunakan jenis obat dan dosis yang tepat yang telah disediakan oleh fasilitas kesehatan.
o   Obat harus diminum secara teratur sampai pengobatan tuntas dan sembuh.
o   Pengawas Menelan Obat (PMO) dari petugas kesehatan dan/atau orang terdekat Anda.
o   Lakukan pemeriksaan di bulan kedua, kelima, dan keenam di akhir pengobatan.


8.3.   TOSS TB Dimulai dari Keluarga Saya!
Setiap orang bisa berperan dalam pengendalian TB dengan memulainya  dengan cara Temukan TB dan Obati Sampai Sembuh (TOSS TB) dalam keluarga. Melalui pengobatan TB yang teratur dan sampai tuntas serta melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, penyakit TB bisa disembuhkan sehingga keluarga sehat, serta masyarakat Indonesia sehat dan sejahtera.
8.4.   Komitmen Kita Menuju Indonesia Bebas TB!
Untuk mencapai Indonesia bebas TB, diperlukan dukungan dari segala sektor. Baik di pusat maupun di daerah, oleh pemerintah maupun swasta.



#ItsTime
#TOSSTBCMulaiDariSaya
#TOSSTBC
#TemukanTBCObatiSampaiSembuh
#TBCBisaDisembuhkan
#ObatTBCGratisDanBerkualitas

Daftar Pustaka
1.        World Health Organization. World Tuberculosis Day 2019 [Internet]. 2019 [cited 2019 Mar 17]. Available from: https://www.who.int/campaigns/world-tb-day/world-tb-day-2019
2.        Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2019. Jakarta; 2019.
3.        World Health Organization. What is TB? How is it treated? 2018.

4.        Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta; 2006.

Comments

Popular posts from this blog

HARI KESEHATAN SEDUNIA

#Health for All! Tanggal 07 April diperingati oleh seluruh masyarakat dunia sebagai Hari Kesehatan Sedunia (HKS). Peringatan HKS yang di dukung oleh World Health Organisation (WHO) dipandang sebagai kesempatan untuk menarik perhatian dunia untuk menyadari masalah-masalah global tentang kesehatan di masyarakat. 1 Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap manusia berhak memperoleh kesehatan agar dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Namun, yang juga harus kita sadari adalah kesehatan merupakan tanggung jawab semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. 2 Ajaran islam juga selalu menekankan dalam menjaga kesehatan. Banyak konsep menjaga kesehatan menurut islam, seperti menjaga kesucian dan kebersihan, menjaga makanan, serta perintah untuk berolahraga. Sebagai seorang muslim, kita harus memberi perhatian terhadap kesehatan karena kesehatan merupakan salah satu unsur penunjang utama dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT dan aktivitas sehari-hari. 3 Dala

Hari Hipertensi Sedunia

Hipertensi ( tekanan darah tinggi ) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik > 140mmHg dan atau tekanan darah diastolik > 90mmHg. Sering disebut The Silent Killer karena sering tanpa keluhan. Mengapa Hipertensi berbahaya? Prevalensi hipertensi akan terus meningkat tajam dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa diseluruh dunia akan terkena hipertensi. tidak terkontrolnya tekanan darah dapat menyebabkan terjadinya komplikasi seperti : penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, gangguan saraf, otak dan lainnya. Untuk itulah penyakit hipertensi ini sangat penting dicegah dan diobati. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda :  "Sessungguhnya berbekam adalah pengobatan yang paling utama atau termasuk terapi yang paling baik" (Sahih muslim No.2952) #Cegah hipertensi, tekanan darah terkontrol. Anda Selamat..

Kekuatan Muslimah

Wanita adalah penentu arah peradaban, karena darinya lahir dan besarlah seorang anak bangsa, tersebab dirinya seorang pemimpin dapat berdiri kokoh dalam tegaknya. Wanita, dia adalah sosok dibalik keagungan suaminya dan madrasah utama bagi anak-anaknya. Ada banyak cerita besar yang sudah ditorehkan wanita disepanjang sejarah. Hal ini membuktikan kekuatan seorang wanita. Ia kuat di dalam dan di luar keluarganya. Islam adalah sebuah agama yang sangat memuliakan wanita, meletakkannya tinggi sehingga tak sembarang orang yang bisa menyentuhnya.. Islamlah yang meletakkan kembali kemuliaan wanita dari titik terbawah kekejaman kaum jahiliah zaman dulu dan memberinya kesempatan untuk hidup dengan layak dengan hak yang sama seperti halnya laki-laki. Dalam dunia Islam banyak wanita kuat yang patut kita teladani, diantaranya: 1.       Khadijah binti khuwaylid Khadijah adalah sosok muslimah besar yang bahkan sudah terkenal   dari sebelum beliau menikah dengan Rasulullah SAW. Beliau adalah